Asal usul kata “narsis”
Narsis??? hmhmhm kata “narsis” sudah tidak asing lagi untuk kita dengar dalam kehidupan kita sehari-hari karena hampir setiap hari kita mendengar kata narsis baik di jalan, di rumah maupun di kampus.
Tapi sudah taukah anda apa sebenarnya pengertian narsis itu??? Dan asal usulnya??/
Kita dapat mengartikan narsis atau narsisme itu sebagai suatu perilaku yang berlebihan yang memperhatikan atau mengagumi diri sendiri .
Asal usulnya kata narsis itu yaitu konon dalam dongeng masyarakat Yunanni kuno, hiduplah seorang pemuda yang bernama Narsis. Narsis merupakan putra dari Dewa dan Bidadari. Narsis merupakan pemuda yang tampan, namun kaku, cuek, dan angkuh..
suatu ketika narsis duduk-duduk di tepi kolam yang airnya bening dari tepi kolam itu dia melihat wajahnya dan dia merasa betapa tampannya dirinya.
Karena bayangan wajahnya yang begitu tampan atau mempesona, narsis akhirnya jatuh cinta atau mengagumi bayangan dalam kolam itu.Narsis jatuh cinta dengan dirinya sendiri. Sebenarnya teman-teman Narsis banyak yang jatuh cinta kepadanya, tetapi Narsis tidak pernah merespon teman-temannya tersebut, ia hanya jatuh cinta pada dirinya sendiri.
Hingga pada suatu waktu ada seorang teman perempuan yang jatuh cinta kepada Narsis, namanya Gema. Gema merupakan putri dari kayangan. Gema merupakan gadis yang cantik, tapi dia tidak normal dalam berbicara. Gema tidak bisa bicara dengan kalimatnya sendiri. ketika Narsis bicara, “bagaimana kabarmu?”, Gema menjawab, “kabarmuuuuuuuu……”. “kamu dari mana?”, Gema menjawab, ”darimanaaaa….”.
karena hal tersebut cinta gema pada narsis tidak kesampean. Cintanya tidak didengar oleh Narsis, dan gemapun frustasi. Gema bersedih dan menangis. Air matanya menetes begitu banyak sampai akhirnya melarutkan tubuh Gema. Oleh sebab itulah sampai saat ini kita hanya bisa mendengar suara Gema, tetapi wujudnya tidak bisa kita lihat.
Pada suatu kesempatan Narsis berjalan-jalan di tengah hutan. Ditempat itu dia merasakan rindu dengan pemuda yang selalu dilihatnya didalam kolam. Sampailah dia ditepi kolam yang airnya tenang. Disekelilingnya dikelilingi banyak pohon cemara. Begitu memandang ke kolam kembali dia tertegun. Ditatapnya wajah yang begitu tampan didalam kolam itu. Narsis berlutut dan ingin menyentuh wajah itu. Namun ketika wajah itu disentuh, berubahlah wajah itu menjadi riak-riak kecil air. Ditunggulah beberapa saat sampai air itu kembali tenang. Disentuhlah lagi wajah itu, dan kembali pula berubah menjadi riak air.
Narsis terus menunggu ditepi kolam itu. Dia terus merindukan pemuda dalam kolam itu. Perasaan itu begitu menyiksa. Bertanyalah ia kepada pohon cemara, “Pohon Cemara, apakah engkau pernah merasakan kerinduan seperti ini?. Narsis terus memandangi wajah itu.
Beberapa hari berlalu Narsis akhirnya sadar bahwa wajah yang dilihatnya di kolam adalah wajahnya sendiri. Apa yang dia inginkan sudah ia punyai. Apa yang dia rindukan sudah didapatkan. Dia menyadari dan mulai belajar mencintai orang lain. tiba-tiba Narsis merasakan seluruh tubuhnya terasa hangat. Kulitnya memancarkan cahaya yang lembut. Api cinta telah menyala dalam diri Narsis. Api itu telah membakar dan meluluhkan hati Narsis yang selama ini membeku. Hati itu telah mencair.
oleh karena itu janganlah kita mencintai diri kita sendiri secara berlebihan agar kita tidak dijuluki sinarsis hhe
Tapi orang Narsis, bisa berubah saat dia menyadari bahwa dirinya adalah obyek dan juga subyek, dan menyadari bahwa dirinya adalah bagian dari orang lain, maka sifat narsis itu bisa hilang.
http://www.duniawanita.org/beranda-wanita-f67/asal-usul-kata-narsisme-t1046.htm
Senin, 13 Desember 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar